Dalam proses pembelajran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk berguru sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, sanggup dikatakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, akan tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi.
Kemudian apa yang disebut motivasi itu? Woodwort (1955) mengatakan: "A motive is a set predisposes the individual of certain activities and for seeking certain goals". Suatu motif yaitu suatu set yang sanggup membuat individu melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, sikap atau tindakan yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motive yang dimilikinya. Arden (1957) menegaskan "motives as internal condition arouse sustain, direct and determain the intensity of learning effort, and also define the set satisfying or unsatisfyng consequences of goal".
Dari definisi tersebut maka jelas, berpengaruh lemahnya atau semangat tidaknya perjuangan yang dilakukan seseorang untuk mecapai suatu tujuan akan ditentukan oleh berpengaruh lemahnya motife yang dimiliki orang tersebut. Motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak sanggup dipisahkan. Motivasi merupakan penjelmaan dari motive yang sanggup dilihat dari sikap yang ditunjukkan seseorang. Hilgard menyampaikan bahwa motivasi yaitu suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mengakibatkan seseorang melaksanakan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Makara dengan demikian, motivasi muncul dari dalam diri seseorang.
Motivasi sangat erat hubugannya dengan kebutuhan, lantaran memang motivasi muncul lantaran kebutuhan. Seseorang akan terdorong untuk bertindak manakala dalam dirinya ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang menjadikan keadaan ketidakseimbangan (ketidak puasaan), yaitu ketegangan-ketegangan, dan ketegangan itu akan hilang manakala kebutuhan itu telah terpenuhi.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh lantaran itu guru perlu menumbuhkan motivasi berguru siswa. Untuk memperoleh hasil berguru yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi berguru siswa. Di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk.
1. Memperjelas Tujuan yang Ingin Dicapai
Tujuan yang terang sanggup membuat siswa paham ke arah mana ia ingin di bawa. Pemahaman siswa wacana tujuan pembelajaran sanggup menumbuhkan minat siswa untuk berguru yang pada gilirannya sanggup meningkatkan motivasi berguru mereka. Semakin terang tujuan yang ingin dicapai, maka akan semakin berpengaruh motivasi berguru siswa. Oleh lantaran itu sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai.
2. Membangkitkan Minat Siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar, manakala mereka mempunyai minat untuk belajar. Oleh lantaran itu berbagi minat berguru siswa merupakan salah satu teknik dalam berbagi motivasi belajar. Beberapa cara sanggup dilakukan untuk membangkitkan minat berguru siswa di antaranya:
- Hubungkan materi pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan siswa. Minat siswa akan tumbuh manakala ia sanggup menangkap bahwa materi pelajaran itu mempunyai kegunaan untuk kehidupannya. Dengan demikian guru perlu menjelaskan keterkaitan materi pelajaran dengan kebutuhan siswa.
- Sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit untuk dipelajari atau materi pelajaran yang jauh dari pengalaman siswa, akan tidak diminati oleh siswa. Materi pelajaran yang terlalu sulit tidak akan sanggup diikuti dengan baik dan sanggup menjadikan siswa akan gagal mencapai hasil yang optimal, kegagalan itu sanggup membunuh minat siswa untuk belajar. Biasanya minat siswa akan tumbuh bila ia mendapat kesuksesan dalam belajar.
- Gunakan perbagai model dan taktik pembalajran secara bervariasi contohnya diskusi, kerja kelompok, eksperimen, demonstrasi dan lain sebagainya.
3. Ciptakan Suasana yang Menyenangkan dalam Belajar
Siswa hanya mungkin sanggup berguru dengan baik, manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa kondusif bebas dari rasa takut. Usahakan semoga kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa tegang. Untuk itu guru sekali-kali sanggup melaksanakan hal-hal yang lucu.
4. Berilah Pujian yang Wajar terhadap Setiap Keberhasilan Siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa merasa dihargai. Memberikan kebanggaan yang masuk akal merupakan salah satu cara yang sanggup dilakukan untuk menawarkan penghargaan. Pujian tidak selamanya harus dengan kata-kata, justru ada anak yang merasa tidak bahagia dengan kata-kata. Pujian sebagai penghargaan bisa dilakukan dengan instruksi contohnya senyuman dan anggukan yang wajar, atau mungkin dengan tatapan mata yang meyakinkan.
5. Berikan Penilaian
Banyak siswa yang berguru lantaran ingin memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka berguru dengan giat. Bagi sebagian siswa nilai sanggup menjadi motivasi yang berpengaruh untuk belajar. Oleh lantaran itu evaluasi harus dilakukan dengan segera, semoga siswa secepat mungkin mengetahui hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.
6. Berilah Komentar terhadap Hasil Pekerjaan Siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan bisa dilakukan dengan menawarkan komentar yang positif. Setelah siswa simpulan mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya contohnya dengan menawarkan goresan pena “bagus”, atau “teruskan pekerjanmu” dan lain sebagainya. Komentar yang aktual sanggup meningkatkan motivasi berguru siswa.
7. Ciptakan Persaingan dan Kerjasama
Persaingan yang sehat sanggup menawarkan imbas yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh lantaran itu guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antara kelompok maupun antar individu. Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya menguntungkan, khususnya untuk siswa yang memang dirasakan tidak bisa untuk bersaing, oleh lantaran itu pendekatan cooperative learning sanggup dipertimbangkan untuk membuat persaingan antar kelompok.
Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi berguru siswa di atas adakalanya motivasi itu juga sanggup dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif menyerupai menawarkan hukuman, teguran dan kecaman, menawarkan kiprah yang sedikit berat (menantang). Namun teknik-teknik semacam itu hanya sanggup dipakai dalam kasus-kasus tertentu. Beberapa hebat menyampaikan dengan membangkitkan motivasi dengan cara-cara semacam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari.
No comments:
Post a Comment