Tuesday, 1 January 2019
Jadi Bakir Proses Pembelajaran Ialah Memanfaatkan Potensi Otak
Pembelajaran berpikir yaitu pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Menurut beberapa ahli, otak insan terdiri dari dua bab yaitu otak kanan dan otak kiri. Masing-masing penggalan otak mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu. Proses berpikir otak kiri bersifat logis, skuensial, linier, dan rasional. Sisi ini sangat teratur. Walaupun menurut realitas, beliau bisa melaksanakan penafsiran ajaib dan simbolis. Cara berpikirnya sesuai untuk tugas-tugas teratur ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detail dan fakta, fonetik, serta simbolis (De Porter, 1992).
Cara kerja otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistik. Cara berpikirnya sesuai dengan cara-cara untuk mengetahui yang bersifat non lisan ibarat perasaan dan emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan (merasakan kehadiran suatu benda atau orang), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreativitas dan visualisasi.
Kedua penggalan otak perlu dikembangkan secara optimal dan seimbang. Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, contohnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi "kering dan hampa". Oleh alasannya yaitu itu berguru berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, contohnya dengan memasukkan unsur-unsur yang sanggup menghipnotis emosi, yaitu unsur estetika melalui proses berguru yang menyenangkan dan menggairahkan. Dalam standar proses pendidikan, berguru yaitu memanfaatkan kedua penggalan otak secara seimbang.
Pendapat lain wacana otak yaitu teori Otak Triune. "Triune" berarti "three in one" (Dave Meier, 2002) Menurut teori otak Triune, otak insan terdiri dari 3 bab yaitu otak reptil, sistem limbik dan neokortek ibarat yang ada dalam gambar 1 di bawah ini.
Otak reptil yaitu otak paling sederhana. Tugas utama otak ini yaitu mempertahankan diri. Otak ini menguasai fungsi otomatis ibarat degupan jantung dan sistem peredaran darah. Disinilah sentra sikap naluriah yang cenderung mengikuti pola dan rutinitas secara membuta. Otak reptil diyakini sebagai otak binatang yang berfungsi untuk mengejar kekuasaan. Ia akan berbuat apa saja demi mencapai tujuan yang diinginkannya termasuk untuk mempertahankan diri.
Sistem limbik yaitu otak tengah yang memainkan peranan besar dalam hubungan insan dan dalam emosi. Fungsi otak ini bersifat sosial dan emosional. Di otak ini juga terkandung sarana untuk mengingat jangka panjang.
Neokortek yaitu otak yang paling tinggi tingkatannya. Otak ini mempunyai fungsi tingkat tinggi contohnya berbagi kemampuan berbahasa, berpikir abstrak, memecahkan masalah, merencanakan ke depan, dan berkreasi. Otak ini yang menciptakan insan berbeda dengan makhluk lain ciptaan Tuhan.
Proses pendidikan mestinya berbagi setiap bab otak. Apabila proses pembelajaran bisa mencapai otak neokortek maka sudah barang tentu otak reptil dan sistem limbik akan terkembangkan; namun demikian pembelajaran yang hanya menyentuh otak limbik apalagi otak reptil belum tentu neokortek akan terkembangkan. Dengan demikian pembelajaran mestinya berbagi kemampuan-kemampuan yang bekerjasama dengan fungsi neokortek, melalui pengembangan berbahasa, memecahkan duduk kasus dan membangun kreasi.
Labels:
Pembelajaran,
Referensi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment