Tuesday, 1 January 2019

Jadi Cerdik Mengajar Sebagai Proses Memberikan Bahan Pelajaran Dan Mengatur Lingkungan


Sebelum kita bahas pengertian pembelajaran, terlebih dahulu kita bahas konsep wacana mengajar. Mengapa demikian? Sebab proses pembelajaran intinya tidak sanggup dipisahkan dari proses mengajar. Secara umum ada dua konsep mengajar, yakni mengajar sebagai proses memberikan materi pelajaran dan mengajar sebagai proses mengatur lingkungan. Kedua konsep tersebut mempunyai konsekuaensi yang berbeda terhadap pelaksanaan proses pembelajaran.

1. Mengajar sebagai Proses Menyampaikan Materi Pelajaran


Pertama kali, mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Dalam konteks ini, mentransfer tidak diartikan dengan memindahkan, ibarat contohnya mentransfer uang. Sebab, kalau kita analogikan dengan mentransfer uang, maka jumlah uang yang dimiliki oleh seseorang akan menjadi berkurang bahkan hilang sehabis ditransfer pada orang lain.

Apakah mengajar juga demikian? Apakah ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh seorang guru akan menjadi berkurang sehabis dilakukan proses mentransfer? Tidak bukan? Bahkan mungkin saja ilmu yang dimiliki guru akan semakin bertambah. Karena itu kata mentransfer dalam konteks ini diartikan sebagai proses menyebarluaskan, ibarat menyebarluaskan atau memindahkan api. Ketika api dipindahkan atau disebarluaskan, maka api itu tidaklah menjadi kecil akan tetapi semakin membesar. Untuk proses mengajar, sebagai proses memberikan pengetahuan akan lebih sempurna bila diartikan dengan menanamkan ilmu pengetahuan ibarat yang dikemukakan Smith (1987) bahwa mengajar ialah menanamkan pengetahuan atau keterampilan (teaching is imparting knowledge or skill).

Kalau kita anggap mengajar sebagai proses memberikan materi pelajaran, maka aktivitas mencar ilmu mengajar atau proses pembelajaran akan mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut:

a. Proses Pembelajaran Berorientasi pada Guru (Teacher Centered)


Dalam aktivitas mencar ilmu mengajar, guru memegang tugas yang sangat penting. Guru memilih segalanya. Mau diapakan siswa? Apa yang harus dikuasai siswa? Bagaimana cara melihat keberhasilan belajar? Semuanya tergantung guru. Begitu pentingnya tugas guru, maka biasanya proses pengajaran hanya akan berlangsung manakala ada guru; dan mustahil ada proses pembelajaran tanpa guru.

Sehubungan dengan proses pembelajaran yang berpusat pada guru, maka minimal ada tiga tugas utama yang harus dilakukan guru, yaitu guru sebagai perencana, sebagai penyampai informasi dan guru sebagai evaluator. Sebagai perencana pengajaran, sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan banyak sekali hal yang diperlukan, ibarat contohnya materi pelajaran apa yang harus disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, media apa yang harus dipakai dan lain sebagainya. Dalam melaksanakan kiprahnya sebagai penyampai informasi, sering kali guru memakai metode ceramah sebagai metode utama.

Metode ini merupakan metode yang dianggap ampuh dalam proses pembelajaran. Karena pentingnya metode ini, maka biasanya guru sudah merasa mengajar apabila sudah melaksanakan ceramah, dan tidak mengajar apabila tidak melaksanakan ceramah. Sedangkan, sebagai evaluator guru juga berperan dalam memilih alat penilaian keberhasilan pengajaran. Biasanya kriteria keberhasilan proses pengajaran diukur dari sejauhmana siswa sanggup menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.

b. Siswa sebagai Objek Belajar


Konsep mengajar sebagai proses memberikan materi pelajaran, menempatkan siswa sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Mereka dianggap sebagai organisme yang pasif, yang belum memahami apa yang harus dipahami, sehingga melalui proses pengajaran mereka dituntut memahami segala sesuatu yang diberikan guru. Peran siswa ialah sebagai peserta informasi yang diberikan guru. Jenis informasi dan pengetahuan yang harus dipelajari kadangkadang tidak berpijak dari kebutuhan siswa, baik dari segi pengembangan talenta maupun dari minat siswa akan tetapi berangkat dari pandangan apa yang berdasarkan guru dianggap baik dan bermanfaat.

Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk membuatkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya, bahkan untuk mencar ilmu sesuai dengan gayanya sangat terbatas. Sebab, dalam proses pembelajaran segalanya diatur dan ditentukan oleh guru.

c. Kegiatan Pembelajaran Terjadi pada Tempat dan Waktu Tertentu


Proses pengajaran berlangsung pada daerah tertentu contohnya terjadi di dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat, sehingga siswa hanya mencar ilmu manakala ada kelas yang telah didesain sedemikian rupa sebagai daerah belajar. Adanya daerah yang telah ditentukan, sering proses pengajaran terjadi sangat formal. Siswa duduk dibangku berjejer, dan guru di depan kelas. Demikian juga halnya dengan waktu yang diatur sangat ketat. Misalnya manakala waktu mencar ilmu suatu materi pelajaran tertentu telah habis, maka segera siswa akan mencar ilmu materi lain sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan. Cara mempelajarinyapun ibarat bagianbagian yang terpisah, seakanakan tidak ada kaitannya antara materi pelajaran yang satu dengan yang lain.

d. Tujuan Utama Pembelajaran ialah Penguasaan Materi Pelajaran


Keberhasilan suatu proses pengajaran diukur dari sejauhmana siswa sanggup menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Materi pelajaran itu sendiri ialah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang diberikan di sekolah. Sedangkan, mata pelajaran itu sendiri ialah pengalamanpengalaman insan masa kemudian yang disusun secara sistematis dan logis kemudian diuraikan dalam bukubuku pelajaran dan selanjutnya isi buku itu yang harus dikuasai siswa. Kadangkadang siswa tidak perlu memahami apa gunanya mempelajari materi tersebut. Karena kriteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, maka alat penilaian yang dipakai biasanya ialah tes hasil mencar ilmu tertulis (paper and pencil test) yang dilaksanakan secara periodik.

2. Mengajar sebagai Proses Mengatur Lingkungan


Pandangan lain mengajar dianggap sebagai proses mengatur lingkungan
dengan impian semoga siswa belajar. Dalam konsep ini yang penting ialah belajarnya siswa. Untuk apa memberikan materi pelajaran kalau siswa tidak berubah tingkah lakunya? Untuk apa siswa menguasai materi pelajaran sebanyakbanyaknya kalau ternyata materi yang dikuasainya itu tidak berdampak terhadap perubahan sikap dan kemampuan siswa. Dengan demikian yang penting dalam mengajar ialah proses merubah perilaku.

Dalam kontek ini mengajar tidak ditentukan oleh lamanya serta banyaknya materi yang disampaikan, akan tetapi dari imbas proses pembelajaran itu sendiri. Bisa terjadi guru hanya beberapa menit saja di muka kelas, namun dari waktu yang sangat singkat itu menciptakan siswa sibuk melaksanakan proses belajar, itu sudah dikatakan mengajar.

Kalau kita menganggap mengajar sebagai proses mengatur lingkungan, maka dalam aktivitas mencar ilmu mengajar atau dalam proses pembelajaran akan mempunyai karakteristik sebagai berikut.

a. Proses Pembelajaran Berpusat pada Siswa (Student Centered)


Mengajar tidak ditentukan oleh selera guru, akan tetapi sangat ditentukan oleh siswa itu sendiri. Hendak mencar ilmu apa siswa dari topik yang harus dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya, bukan hanya guru yang memilih akan tetapi juga siswa. Siswa memliki kesempatan untuk mencar ilmu sesuai dengan gayanya sendiri. Dengan demikian tugas guru berubah dari tugas sebagai sumber mencar ilmu menjadi tugas sebagai fasilitator, artinya guru lebih banyak sebagai orang yang membantu siswa untuk belajar. Tujuan utama mengajar ialah membelajarkan siswa.

Oleh lantaran itu krtieria keberhasilan proses mengajar tidak diukur dari sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran akan tetapi diukur dari sejauhmana siswa telah melaksanakan proses belajar. Dengan demikian guru tidak lagi berperan hanya sebagai sumber belajar, akan tetapi berperan sebagai orang yang membimbing dan memfasilitasi semoga siswa mau dan bisa belajar. Inilah makna proses pembelajaran berpusat kepada siswa (student oriented).

Siswa tidak dianggap sebagai objek mencar ilmu yang sanggup diatur dan dibatasi oleh kemauan guru, melainkan siswa ditempatkan sebagai subjek yang mencar ilmu sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimilikinya. Oleh lantaran itu, materi apa yang seharusnya dipelajari dan bagaimana cara mempelajrinya tidak sematamata ditentukan oleh keinginan guru, akan tetapi memperhatikan setiap perbedaan siswa.

b. Siswa sebagai Subjek Belajar


Dalam konsep mengajar sebagai proses mengatur lingkungan, siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif yang hanya sebagai peserta informasi, akan tetapi dipandang sebagai organisme yang aktif, yang mempunyai potensi untuk berkembang. Mereka ialah individu yang mempunyai kemampuan dan potensi.

c. Proses Pembelajaran Berlangsung di Mana Saja


Sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka proses pembelajaran bisa terjadi dimana saja. Kelas bukanlah satusatunya daerah mencar ilmu siswa. Siswa sanggup memanfaatkan banyak sekali daerah mencar ilmu sesuai dengan kebutuhan dan sifat materi pelajaran. Ketika siswa akan mencar ilmu wacana fungsi pasar misalnya, maka pasar itu sendiri merupakan daerah mencar ilmu siswa.

d. Pembelajaran Berorientasi pada Pencapaian Tujuan


Tujuan pembelajaran bukanlah penguasan materi pelajaran, akan tetapi proses untuk merubah tingkah laris siswa sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh lantaran itulah penguasaan materi pelajaran bukanlah simpulan dari proses pengajaran, akan tetapi hanya sebagai tujuan antara untuk pembentukan tingkah laris yang lebih luas. Artinya, sejauh mana materi pelajaran yang dikuasai siswa sanggup membentuk contoh sikap siswa itu sendiri. Untuk itulah metode dan stretegi yang dipakai guru tidak hanya sekedar metode ceramah, akan tetapi memakai banyak sekali metode, ibarat diskusi, penugasan, kunjungan ke objekobjek tertentu dan lain sebagainya.

No comments:

Post a Comment