Tuesday, 1 January 2019

Jadi Berakal Pentingnya Pelaksanaan Pembelajaran Saintifik Paud Ra Tk


Berdasarkan Kurikulum 2013 Pendidikan AnakUsia Dini (PAUD). Anak seharusnya bisa melaksanakan percobaan dan penelitian sendiri. Guru, tentu saja, bisa menuntun bawah umur dengan menyediakan BAHAN YANG TEPAT, tetapi yang terpenting semoga anak sanggup memahami sesuatu, ia harus membangun pengertian itu sendiri, ia harus menemukan sendiri. (Jean Piaget, 1972, p.27)

Kata Kunci Dukungan Pembelajaran Saintifik


  • Belajar melalui Bermain
  • Berpusat pada Anak
  • Ketersediaan Alat Bahan Main/APE dan Setting Lingkungan Main
  • Dukungan Guru

Pendekatan Saintifik (ilmiah). Pendekatan pembelajaran yang memperlihatkan kesempatan kepada akseptor didik untuk mendapat pengalaman berguru melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

Keterampilan Fasilitasi Guru untuk mendukung "saintifik"


  • Keterampilan Bertanya
  • Keterampilan Mendengar
  • Ketarampilan Menjawab Pertanyaan
  • Keterampilan Memotivasi Anak

a. Mengamati

Kegiatan mengamati ialah acara yang mendorong akseptor didik untuk mengambarkan keingintahuan, kesungguhan, dan ketelitian ketika mengamati banyak sekali objek (benda hidup/mati, buku cerita, lingkungan sekitar dan gambar).

Mengamati dilakukan dengan :

  • Melihat (baik pribadi maupun dengan alat)
  • Mendengar
  • Meraba, menyentuh dan menekan
  • Menghidu
  • Mengecap

Anak membutuhkan waktu dan kesempatan berinteraksi dengan banyak sekali alat dan bahan. Semakin optimal indera yang digunakan, semakin banyak gosip yang diterima dan diproses dalam otak anak. Pengulangan diharapkan untuk menguatkan persambungan antar sel otak.

Dukungan Guru Supaya Anak Fokus Mengamati


1. Alat dan Bahan Main


  • Penyediaan objek amatan yang kongkrit dan faktual yang cukup sesuai tema yang dikembangkan.
  • Menyesuaikan sarana dan prasarana PAUD yang mendukung tersediannya media/alat main yang faktual dan kontekstual.
  • Menyiapkan pijakan lingkungan main, dengan ketersediaan APE dan Media main pada setiap ragam main.
  • Interaksi anak dengan banyak sekali alat dan materi main butuh waktu yang cukup.

2. Fasilitasi Guru


  • Beri kesempatan anak untuk melaksanakan mengamati dengan multisensori (a). melihat, (b). mendengar, (c). menghidu, (d). taktil : meraba, menyentuh dan menekan, (e). mengecap).
  • Gunakan kalimat seruan yang terang yang sanggup mengarahkan dan memotivasi anak untuk fokus mengamati.
  • Lakukan curah gagasan pada setiap pengamatan yang dikakukan anak.
  • Kehadiran guru sebagai fasilitator

b. Menanya

Kegiatan menanya akseptor didik diberi kesempatan untuk menanya wacana apa yang sudah dilihat, disimak, dan dibaca dari objek yang konkrit hingga ajaib berkenaan dengan fakta, konsep, dan prosedur.

  • Anak sanggup menanya dengan bahasa verbal, gesture dan ekspresi wajah:
  • Anak bertanya, mengarahkan tubuh atau menunjuk, atau anak memperhatikan terus menerus pada obyek

Stimulasi dengan pertanyaan terbuka (jawaban bebas):


  • Menurutmu, apa yang mengakibatkan air ini manis ?
  • Mengapa burung bisa terbang?
Menanya sebagai salah satu proses mencari tahu atau mengkonfirmasi atau mencocokan dari pengetahuan yang sudah dimiliki anak dengan pengetahuan gres yang sedang dipelajarinya.

Dukungan Guru Supaya Anak Fokus Menanya


1. Alat dan Bahan Main


  • Beri kesempatan dan waktu berinteraksi dengan media/alat/bahan main lebih lama.
  • Penekanan muatan materi pada ketika anak bermain bereksplorasi dengan semua media/alat/baha main.
  • Pengenalan acara main, alat dan materi main pada ketika pijakan sebelum bermain.

Fasilitasi Guru


  • Kehadiran guru sebagai seorang "fasilitator"
  • Merangsang anak "menanya" dengan bertanya (pertanyaan tertutup maupun terbuka).
  • Gunakan kata tanya sederhana menyerupai apa, siapa, kapan, dimana,sebutkan, tingkatan selanjutnya sanggup memakai kata mengapa, bagaimana, pikirkan.
  • Mempersilahkan anak untuk "menanya"
  • Tetap melaksanakan curah gagasan untuk mempertajam cara berpikir saintifik.

c. Mengumpulkan Informasi

  • Mengumpulkan gosip ialah keterampilan mengumpulkan banyak sekali gosip dari hasil mengamati dan menanya.
  • Guru perlu mengecek "seberapa banyak" gosip yg diperoleh melalui indera anak

Mengumpulkan gosip ialah suatu proses yang sangat diminati anak, dalam proses ini anak melaksanakan coba-gagal-coba lagi "trial and error". Anak bahagia mengulang-ulang acara yang sama tetapi dengan cara bermain yang berbeda.

Dukungan Guru Supaya Anak Fokus Mengumpulkan Informasi


Fasilitas Guru


  • Kehadiran guru sebagai seorang "fasilitator"
  • Tetap melaksanakan curah gagasan untuk mempertajam cara berpikir saintifik , sehingga anak akan memperoleh gosip dari pendapat temannya.
  • Mengeksplorasi yaitu mengumpulkan data dari benda-benda yang akan dipelajari, contohnya untuk berguru tanaman anak diajak ke kebun.
  • Membaca buku bersama terkait dengan tema dan acara main yang dilakukan.
  • Menghadirkan ahli, profesional yang terkait dengan tema dan acara main.
  • Memutar film terkait dengan tema dan acara main.
  • Bereksplorasi dengan buku dan gambar.

d. Mengasosiasi / Menalar

Kegiatan mengasosiasi merupakan proses dimana anak menghubungkan pengalaman gres dengan pengetahuan lama

Tahap asosiasi dibangun melalui 3 acara utama


  • membandingkan (comparing),
  • mengelompokkan (clasiffiying),
  • pengukuran (measuring using tools)
Kegiatan mengasosiasi/menalar merupakan acara menghubungkan gosip yang gres didapat dengan gosip yang sudah dimiliki sebelumnya sehingga mendapat pemahaman yang utuh.
Proses asosiasi merupakan proses lebih lanjut dimana anak mulai menggabungkan pengetahuan yang sudah dimilikinya dengan pengetahuan gres yang didapatkannya.

Dukungan Guru Supaya Anak Fokus Mengasosiasi


  • Kehadiran guru sebagai seorang "fasilitator"
  • Memberikan waktu bermain yang luas kepada anak untuk berksplorasi melalui acara bermain sesuai tema paa acara main.
  • Tetap melaksanakan curah gagasan untuk mempertajam cara berpikir saintifik ,proses tanya jawab sanggup terus berlanjut pada ketika anak sedang bermain untuk menguatkan pengelompokan banyak sekali inspirasi dan menagasosiasikan banyak sekali insiden pada ketika main sehingga akan menjadi potongan memori gres yang diterima anak

e. Mengkomunikasikan

Kegiatan mengkomunikasikan merupakan acara anak untuk memberikan hal-hal yang telah dilakukan dalam banyak sekali bentuk, misal: gambar, hasil karya, cerita, yang disampaikan dalam kelompok Proses mengkomunikasikan ialah proses penguatan pengetahuan terhadap pengetahuan gres yang didapatkan anak.

Mengkomunikasikan tidak hanya disampaikan melalui ucapan, sanggup juga disampaikan melalui hasil karya.

Pembiasaan berkomunikasi dan berargumentasi ini juga akan memunculkan aksara positif dalam diri siswa yang antara lain bertanggung jawab, santun, toleran, berani, dan kritis serta etis.

Rambu-rambu Pelaksanaan Pendekatan Saintifik :


  • orang remaja perlu tahu bagaimana mempersiapkan lingkungan dan memperbolehkan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan tersebut,
  • orang remaja perlu mengenali kecepatan mereka dan menghargai mereka sebagai orang yang sanggup mengatur langkah mereka sendiri
  • Proses mengamati, menanya, mengasosiasi dan mengkomunikasikan tidak selalu terjadi secara berurutan
  • Kemampuan pendidik memahami keunikan setiap anak sangat berperan
  • Saintifik lebih ditekankan pada merangsang dan mengaktifkan fungsi indera sehingga kelak menjadi alat kerja efektif dalam hidup

No comments:

Post a Comment