Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi proses pembelajaran bisa terjadi di mana saja, baik daerah yang didesain untuk berlangsungnya proses pembelajaran, maupun daerah yang tidak didesain secara khusus untuk proses pembelajaran. Laboratorium ialah daerah yang didesain untuk terjadinya proses pembelajaran.
Berbeda dengan ruangan kelas, laboratorium biasanya dipakai untuk acara pembelajaran tertentu yang bertujuan diantaranya untuk:
- Pembuktian suatu konsep atau teori melalui eksperimen (percobaan)
- Mendemonstrasikan suatu alat atau proses tertentu
- Mencari dan menemukan sesuatu melalui cara dan mekanisme kerja tertentu.
A. Prinsip Belajar di Laboratorium
Ada beberapa prinsip umum proses pembelajaran di laboratorium. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya:
a. Prinsip Belajar untuk Berbuat
Laboratorium ialah daerah siswa berpraktik, baik untuk menguji suatu konsep, untuk mencari dan menemukan, maupun untuk memahami suatu proses atau mekanisme tertentu. Laboratorium bukan daerah untuk mempelajarai data dan fakta yang diarahkan untuk menguasai materi pelajaran yang bersifat hapalan. Dengan demikian guru sebaiknya menghindari kontak dengan siswa secara langsung. Biarkan siswa bekerja sesuai dengan pemahamannya. Kalaupun guru diharapkan sebatas membantu manakala siswa mengalami kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran.
b.Curiosity (Keingintahuan)
Laboratorium ialah daerah untuk menguji atau mencari dan menemukan sesuatu. Oleh alasannya ialah itu proses pembelajaran di laboratorium akan efektif dipakai manakala siswa terdorong oleh rasa keingintahuan atau kepenasaran wacana sesuatu. Kadar keingintahuan itu akan memilih motivasi berguru di laboratorium. Semakin tinggi rasa ingin tahu siswa, maka semakin efektif siswa memanfaatkan laboratorium. Dengan demikian sebelum pembelajaran di laboratorium, guru perlu membuatkan kepenasaran siswa.
c.Berpikir Ilmiah
Pada umumnya laboratorium dipakai untuk membuatkan kemampuan siswa melaksanakan prinsip-prinsip berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah ialah proses berpikir secara sisitematis, empiris dan terkontrol. Sistematis ialah proses berpikir melalui tahapan-tahapan yang terang yang dimulai dari perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, menguji hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Empiris mengandung makna, bahwa proses berpikir ilmiah didasarkan pada pengalaman untuk menemukan data.
Oleh lantaran itulah laboratorium intinya dipakai untuk mencari dan menemukan data. Terkontrol ialah proses berpikir yang dilakukan setahap demi setahap dan setiap tahapan diikuti dengan seksama, sehingga setiap orang sanggup melaksanakan pengujian ulang.
Sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut biasanya laboratorium dipakai untuk melaksanakan eksperimen dan demonstrasi. Di bawah ini dijelaskan pelaksanaan eksperimen dan demonstrasi.
B. Pelaksanaan Eksperimen di Laboratorium
Eksperimen ialah cara penyajian pelajaran di mana siswa melaksanakan percobaan dengan mengalami dan menandakan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran melalui eksperimen siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melaksanakan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, menandakan dan menarik kesimpulan sendiri wacana suatu objek, keadaan atau proses tertentu.
a. Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Persiapan Eksperimen
Terdapat beberapa hal yang harus dilakukan dalam melaksanakan eksperimen, yakni:
- Tentukan dan rumuskan tujuan eksperimen dengan terang dan terukur. Tujuan yang terang dan terukur, bukan hanya sanggup membangkitkan motivasi berguru siswa akan tetapi juga sanggup berfungsi sebagai petunjuk untuk melaksanakan eksperimen.
- Persiapkan alat dan materi yang diharapkan untuk melaksanakan eksperimen. Kalau seandainya di sekolah materi dan alat yang diharapkan tidak sesuai dengan jumlah siswa, guru sanggup melaksanakan eksperimen dengan mengelompokkan siswa. Untuk alat dan materi yang mempunyai resiko tinggi, siswa perlu memahaminya dengan baik untuk menghindari kesalahan dalam penggunaannya. Untuk itu, sebaiknya pada setiap alat dan materi dirumuskan cara dan mekanisme menggunakannya secara lengkap.
- Memberikan klarifikasi secukupnya wacana mekanisme atau langkah-langkah melaksanakan eksperimen. Guru perlu memahami benar bagaimana mekanisme melaksanakan suatu acara eksperimen. Prosedur melaksanakan eksperimen sebaiknya disusun dalam bentuk pedoman sehingga sanggup dipelajari siswa.
- Seandainya ada hal-hal khusus terdapat di laboratorium, siswa perlu memahaminya dengan benar. Oleh lantaran itu di dalam laboratorium perlu ada petunjuk yang jelas, termasuk petunjuk wacana mekanisme keselamatan kerja.
2. Pelaksanaan Eksperimen
Setelah semua dipersiapkan, termasuk apa yang seharusnya dilakukan siswa dalam mengadakan eksperimen, acara selanjutnya siswa memulai pelaksanaan eksperimen. Ada beberapa hal sebagai petunjuk dalam melaksanakan pembelajaran melalui eksperimen.
- Guru jangan terlalu terlibat dalam pelaksanaan ekspeimen. Biarkan siswa
- memperoleh pengalamannya sendiri, mencari dan menemukan serta bekerja sendiri. Seandainya ada kesulitan, guru tidak secara eksklusif memecahkan kesulitan tersebut, akan tetapi hanya menawarkan petunjuk-petunjuk data dukungan seperlunya.
- Seandainya eksperimen dilakukan secara kelompok, guru harus mengatur biar setiap orang sanggup terlibat. Biasanya eksperimen dilakukan oleh siswa yang berilmu saja, sedangkan siswa yang kurang cenderung pasif. Oleh lantaran itu guru perlu mengatur susunan kelompok beserta tanggung jawab setiap kelompok.
- Dalam setiap tahapan guru perlu melaksanakan kontrol. Hal ini dimaksudkan bukan hanya untuk mencek pelaksanaan eksperimen untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, akan tetapi juga untuk menawarkan dukungan manakala diperlukan.
3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut ialah acara penutupan eksperimen. Ada beberapa hal yang sanggup dilakukan dalam acara ini diantaranya:
- Siswa menyelidiki segala peralatan yang dipakai dalam eksperimen, kemudian mnyimpannya menyerupai posisi semula.
- Siswa melaporkan hasil eksperimen kepada guru untuk dianalisis, kemudian diberikan umpan balik.
- Secara bahu-membahu siswa mendiskusikan temuan-temuan atau masalah-masalah yang muncul dari hasil kerjanya.
C. Pembelajaran melalui Demonstrasi
Demonstrasi ialah proses pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa wacana suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebetulnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari klarifikasi secara mulut oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi, kiprah siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi sanggup menyajikan materi pelajaran lebih kongkret. Dalam taktik pembelajaran demonstrasi sanggup dipakai untuk mendukung keberhasilan taktik pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Langkah-langkah Pelaksanaan Demonstrasi
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan:
- Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa sehabis proses demonstrasi berakhir. Tujuan ini mencakup beberapa aspek menyerupai aspek penge-tahuan, sikap, atau keterampilan tertentu.
- Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-garis besar langkah demonstrasi diharapkan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
- Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba mencakup segala peralatan yang diperlukan.
b. Tahap Pelaksanaan
(1) Pembukaan
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:
- Aturlah daerah duduk yang memungkinkan semua siswa sanggup memperhatikan dengan terang apa yang didemonstrasikan.
- Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
- Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, contohnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
(2) Pelaksanaan Demonstrasi
Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsng siswa untuk berpikir, contohnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
- Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan
- Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonnstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.
- Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
(3) Langkah Mengakhiri Demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan menawarkan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diharapkan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain menawarkan kiprah yang relevan, ada bainya guru dan siswa melaksanakan penilaian bersama wacana jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
No comments:
Post a Comment