Tasawuf Malu Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Sifat pemalu yang biasanya sangat lekat dengan wanita membuahkan kekuatan spiritual yang jago dikala bersentuhan dengan penempaan tasawuf. Beberapa sufi wanita semacam Saidah binti Zaid, Lubabah asy-Syamiyah dan Dzakkarah populer dengan “tasawuf malu” dalam menjalani suluk.
Dalam kerangka sufistik mereka, aib kepada Allah, setidaknya diwujudkan dalam tiga hal, yaitu:
- malu untuk meminta dikala menyadari kelalaian diri dalam menyukuri nikmat Allah;
- malu untuk disibukkan oleh selain Allah dikala dirinya sudah mengenal Allah; dan
- malu dilihat Allah jikalau melaksanakan hal-hal yang membuat-Nya tidak suka.
Tiga pengejawantahan religius itu sudah sangat cukup untuk menciptakan seseorang terus menerus beribadah, bersyukur dan menghindari segala bentuk larangan Allah, baik yang haram maupun yang makruh. Inilah mungkin yang menjadi substansi dalam sabda Rasulullah, “Bila engkau tidak malu, maka lakukanlah apa saja yang engkau mau.” (HR al-Bukhari dari Abu Mas’ud).
No comments:
Post a Comment