Kesejahteran dan profesionalisme guru di era milennial – Hari ini Minggu 25 November 2018, bertepatan dengan Hari Guru Nasional (HGN). Untuk memperingati HGN tahun ini, pemerintah melalui Kemendiknas mengangkat tema, Meningkatkan Profesionalisme Guru Menuju Pendidikan era 21.
Peringatan HGN merupakan bentuk penghargaan terhadap guru yang bernama Pahlawan Pembentuk Insan Cendikia. Guru telah berjuang mencerdaskan anak bangsa, membentuk manusia Indonesia sejati.
Perhatian terhadap profesi guru melalui peringatan HGN gotong royong telah ditetapkan menurut Kepres Nomor 78 Tahun 1994. Sejak itu peringatan HGN selalu mengangkat tema tertentu sesuai dengan perkembangan dalam dunia pendidikan.
Kesejahteraan dan profesionalisme guru ialah dua hal yang tak sanggup dipisahkan dalam upaya mencerdaskan anak bangsa dan membentuk manusia cendikia yang sejati.
Yang sangat menggembirakan kita ialah kesejahteraan dan profesionalitas guru. Kesejahteraan guru boleh dikatakan sudah memadai sehingga guru benar-benar sanggup memusatkan perhatiannya pada kiprah sebagai pendidik. Penampilan guru sudah jauh berubah dari dekade sebelumnya.
Seiring dengan kesejahteraan, profesionalitas guru juga sudah membanggakan menyusul aktivitas sertifikasi yang diluncurkan pemerintah semenjak tahun 2007 silam melalui UU Nomor 14 perihal Guru dan Dosen.
Memang, kesejahteraan dan profesionalisme guru akan berdampak eksklusif terhadap peningkatan kinerja guru. Salah satu faktor kinerja guru ialah pemusatkan perhatian pada kiprah utama sebagai pendidik yang profesional. Muaranya ialah peningkatan kualitas pendidikan di negeri beribu pulau ini.
Jika guru memusatkan perhatiannya kepada kiprah dan profesinya, waktunya lebih banyak berada di daerah bertugas. Melayani penerima bimbing yang haus ilmu pengetahuan.
Tentu saja, guru perlu membagi waktu dengan baik antara kiprah dan keluarga. Selain mendidik generasi di luar sana, guru juga mendidik putra dan putrinya sendiri. Di lingkungan keluarga.
Di era ke-21 atau era milennial ini, ternyata guru juga tak luput dari banyak sekali tantangan. Salah satunya ialah tantangan dari penerima bimbing sendiri. Guru ketika ini bukan lagi menghadapi penerima bimbing yang ‘mirip’ generasi 70-qan atau 80-an. Dinamika sosial anak zaman now! Justru lebih meningkat intensitasnya.
Simak juga : Mengurai Profesi dan Profesionalisme Guru
Siswa juga tahu jikalau gurunya semua sudah profesional dan memperoleh derma profesi yang luar biasa. Dengan demikian mereka akan berharap ilmu dan pengetahuan yang lebih dari gurunya.
Dirgahayu HGN 2018.
No comments:
Post a Comment