Dalam proses pembelajaran guru harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan demikian, dalam pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas, guru perlu mengaktipkan siswa secara optimal. Inilah yang kemudian di istilahkan sebagai Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS).
Dalam acara berguru mengajar PBAS diwujudkan dalam banyak sekali bentuk acara ibarat mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan persoalan dan lain sebagainya. Keaktifan siswa itu ada yang secara eksklusif sanggup diamati, ibarat mengerjakan tugas, berdiskusi, mengumpulkan data dan lain sebagainya; akan tetapi juga ada yang tidak bisa diamati, ibarat acara mendengarkan dan menyimak. Kadar PBAS tidak hanya ditentukan oleh aktifitas fisik semata, akan tetapi juga ditentukan oleh aktifitas non-fisik ibarat mental, intelektual dan emosional.
Oleh lantaran itu bahwasanya aktif dan tidak aktifnya siswa dalam berguru hanya siswa yang mengetahuinya secara pasti. Kita tidak sanggup memastikan bahwa siswa yang membisu mendengarkan klarifikasi tidak berarti tidak PBAS; demikian juga sebaliknya belum tentu siswa yang secara fisik aktif mempunyai kadar aktifitas mental yang tinggi pula.
baca: model dan jenis pembelajaran
Namun demikian, salah satu hal yang sanggup kita lakukan untuk mengetahui Apakah suatu proses pembelajaran mempunyai kadar PBAS yang tinggi, sedang atau lemah, sanggup kita lihat dari kriteria penerapan PBAS dalam proses pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauhmana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Semakin siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut, maka kadar PBAS semakin tinggi.
1. Kadar PBAS Dilihat dari Proses Perencanaan
- Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan motivasi yang dimiliki sebagai materi pertimbangan dalam menentukan acara pembelajaran.
- Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran.
- Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan menentukan sumber berguru yang diperlukan.
- Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan.
2. Kadar PBAS Dilihat dari Proses Pembelajaran
- Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental-emosional mau pun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini sanggup dilihat dari tingginya perhatian, serta motivasi siswa untuk menuntaskan setiap kiprah yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
- Siswa berguru secara eksklusif (experiential learning). Dalam proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui pengalaman konkret ibarat merasakan, meraba, mengoperasikan, melaksanakan sendiri dan lain sebagainya. Demikian juga pengalaman itu bisa dilakukan dalam bentuk kerjasama dan interaksi dalam kelompok.
- Adanya harapan siswa untuk menciptaklan iklim berguru yang kondusif.
- Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber berguru yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.
- Adanya ketertlibatan siswa dalam melaksanakan prakarsa ibarat menjawab
- dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan persoalan yang diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung.
- Terjadinya interaksi yang multi arah baik antara siswa dengan siswa atau antara guru dan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu.
3. Kadar PBAS Ditinjau dari Kegiatan Evaluasi Pembelajaran
- Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.
- Kerterlibatan siswa secara berdikari untuk melaksanakan acara semacam tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakannya.
- Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun secara verbal berkenaan hasil berguru yang diperolehnya.
No comments:
Post a Comment