Pengajaran keterampilan bahasa dan sastra Indonesia mencakupi keterampilan mendengarkan, keterampilan membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut selalu berkait satu dengan yang lain. Di antara keterampilan tersebut keterampilan mendengarkan dan keterampilan membaca merupakan keterampilan reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan keterampilan menulis merupakan keterampilan produktif.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus diajarkan pada siswa. Keterampilan menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan menulis merupakan syarat untuk berkecimpung dalam banyak sekali macam bidang atau kegiatan. Hal ini mengandung pengertian betapa pentingnya keterampilan dan kemampuan menulis dalam kehidupan sehari-hari.
Tulisan imajinatif yang merupakan goresan pena kreatif, dalam hal ini sanggup berupa cerpen, cerpen, novelet, dan novel. Dalam kajian ini dipilih cerpen sebagai objek penelitian. Pemilihan cerpen sebab cerpen tidak memerlukan waktu yang usang untuk membuatnya sebab bentuknya yang lebih pendek daripada novel, begitu pun untuk membacanya, sehingga cerpen sering disebut bacaan yang sanggup dibaca sekali duduk.
Bahasa yang dipakai dalam cerpen pun memakai bahasa yang sederhana, lebih sederhana jikalau dibandingkan dengan bahasa dalam cerpen yang memiliki arti lebih kompleks, serta berupa pemadatan kata yang di dalamnya menceritakan gagasan, perasaan ataupun pengalaman penulisnya.
Keterampilan menulis cerpen bukanlah sesuatu yang sanggup diajarkan melalui uraian atau klarifikasi semata-mata. Siswa tidak akan memperoleh keterampilan menulis hanya dengan duduk, mendengarkan klarifikasi guru, dan mencatat klarifikasi guru. Keterampilan menulis cerpen sanggup ditingkatkan dengan melaksanakan aktivitas menulis cerpen secara terus-menerus sehingga akan mensugesti hasil dan prestasi siswa dalam menulis cerpen. Hasil dan prestasi sanggup meningkat apabila ada perubahan perilaku dan tingkah laris siswa baik pada aspek pengetahuan, keterampilan maupun psikomotor.
Tidak sedikit siswa yang mengalami kendala dalam membuatkan keterampilan menulis cerpen. Hal ini juga dialami siswa kelas X MA Al Falah Branta Tinggi Tlanakan Pamekasan, hambatan-hambatan tersebut ialah daya imajinasi siswa masih kurang, diksi yang dipakai dalam menulis cerpen kurang bervariasi, kesulitan memilih tema, dan kurang sanggup membuatkan ide.
Proses berguru mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah-sekolah umumnya berorientasi pada teori dan pengetahuan semata-mata sehingga keterampilan berbahasa khususnya keterampilan menulis kurang sanggup perhatian. Ide, gagasan, pikiran, dan perasaan mereka berlalu begitu saja, tidak diungkapkan khususnya dalam bentuk karya sastra.
Skripsi Peningkatan Keterampilan Menulis Kreatif
Keterampilan menulis cerpen yang diajarkan di sekolah-sekolah selama ini memakai metode konvensional. Peran guru amat lebih banyak didominasi dalam proses pembelajaran. Siswa kurang aktif dan sering kali metode ini mengakibatkan kebosanan bagi siswa dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga karya yang dihasilkan siswa kurang maksimal.
Catatan: File ini semata-mata saya dapatkan dari teman-teman kuliah, Jika anda merasa pemilik file ini, silahkan hubungi kami melalui kontak yang tersedia!!!
No comments:
Post a Comment