Mengapa Lingkungan Belajar Penting bagi Anak?
Lingkungan yaitu guru ketiga bagi anak. Dari lingkungan, anak berguru wacana kebersihan, kerapian, disiplin, kemandirian, semangat pantang menyerah, dan banyak hal lainnya. Oleh alasannya itu, lingkungan pada Pendidikan Anak Usia Dini harus direncanakan, ditata, dimanfaatkan, dan dirawat secara cermat semoga bisa mendukung pencapaian hasil berguru yang telah ditetapkan bersama.
Lingkungan belajar, baik di dalam maupun di luar mempengaruhi apa dan bagaimana anak belajar. Lingkungan yang mengundang; mendorong dan membantu anak bereksplorasi, bereksperimen; memanipulasi benda dan alat main secara bermakna, menyenangkan, dan menantang kemampuan berpikir mereka menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi semakin menyenangkan.
Lingkungan berguru tidak selalu identik dengan banyaknya alat permainan yang dimiliki, tetapi terlebih penting yaitu bagaimana semoga anak sanggup terlibat aktif di dalam lingkungan berguru tersebut. Tidak pula menjadi berilmu jikalau satuan PAUD yang terbatas luas halaman bermainnya diisi dengan alat permainan di luar yang penuh sesak. Anggapan bahwa PAUD yang tidak mempunyai alat bermain di luar yaitu PAUD yang kurang bermutu, sudah harus ditinggalkan.
Apa Saja Model Sudut yang Dapat Digunakan?
Penataan lingkungan berguru terkait dengan model pembelajaran yang digunakan. Ada banyak model pembelajaran yang sanggup diterapkan. Semua model mempunyai karakteristik yang berbeda. Namun, semuanya memuat prinsip pembelajaran PAUD yang sama. Di Indonesia model pembelajaran yang banyak dipakai di satuan PAUD ada tiga macam, yakni model sudut, area, dan sentra.
Model pembelajaran sudut menunjukkan kesempatan kepada anak didik untuk berguru bersahabat dengan kehidupan sehari-hari. Model ini bersumber pada teori pendidikan dan perkembangan Montessori. Pada model ini acara pembelajaran difokuskan pada lima hal, yakni:
- Praktik kehidupan. Anak-anak diajarkan aneka macam hal dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan keterampilan dan kemandirian, ibarat mengikat tali sepatu, menyiapkan bekal makan mereka, pergi ke toilet tanpa bantuan, dan membersihkan diri sendiri ketika mereka menumpahkan sesuatu.
- Pendidikan kesadaran sensori. Di sini anak dilatih untuk peka memakai lima indera yang mereka miliki.
- Seni berbahasa. Anak-anak didorong untuk mengekspresikan diri mereka secara lisan. Anak-anak juga berguru membaca, mengeja, tata bahasa, dan menulis.
- Matematika dan bentuk geometris. Anak-anak diajarkan wacana angka, baik itu dengan memakai tangan maupun dengan alat.
- Budaya. Pendidikan budaya di sini meliputi geografi , hewan, waktu, sejarah, musik, gerak, sains, dan seni.
Selaras dengan fokus acara pembelajaran di atas, ruangan pembelajaran ditata secara fungsional bagi anak, yang memungkinkan anak bekerja, bergerak, dan berkembang secara bebas. Kondisi ruangan dan peralatan diadaptasi dengan ukuran anak. Bahan dan alat main diatur dalam rak-rak yang gampang dijangkau anak. Ruang kelas ditata indah dan menarik bagi anak alasannya pada usia awal rasa estetika mulai berkembang. Tersedia buku-buku yang sanggup diambil anak kapan saja. Dalam ruangan ini dibagi menjadi lima sudut sebagai berikut.
1. Sudut Latihan Kehidupan Mudah (Practical Life Corner)
Di sudut ini bawah umur diberi kesempatan untuk menggandakan apa yang dilakukan oleh orang cukup umur di sekitar mereka setiap hari. Misalnya, mereka menyapu, mencuci, memindahkan suatu barang dengan aneka macam alat yang berbeda (sendok, sumpit dan lain-lain), membersihkan kaca, membuka dan menutup kancing atau resleting, membuka dan menutup botol/kotak/kunci, mengelap gelas yang sudah dicuci dan sebagainya. Melalui aneka macam acara yang menarik ini, bawah umur berguru untuk membantu diri mereka sendiri (self help ), berkonsentrasi dan menyebarkan kebiasaan bekerja dengan baik.
Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini sanggup berupa:
- kursi
- kertas
- kacang-kacangan
- teko/botol
- beras
- air
- sendok
- kerang
- penjepit
- biji-bijian
- kancing aneka macam warna dan ukuran
- berbagai macam bentuk Benda
- lem
- kuas
- kertas kertas garis lurus, zigzag, lengkung, geometris, bentuk binatang
- bingkai baju, kancing besar, kancing kecil, prepet, kancing cetet, tali, kait, risleting, pita,tali sepatu, peniti, gesper, kancing sepatu
- sepatu dan alat semir
- cotton buds dan tissue
- gunting kuku
- shampoo anak dan sisir
- karet rambut, pita
- lap kaca, kayu, perak, kuningan
- meja
- timbangan dan materi bahan untuk ditimbang
- alat ukur
- saringan /ayakan
2. Sudut Sensorik
Sudut sensorik menyebarkan sensitivitas penginderaan anak, yakni penglihatan, pendengaran, penghiduan, perabaan, dan pengecapan. Di sudut sensorik kegiatan berfokus pada pengenalan benda ibarat aneka macam perbedaan warna, mencicipi berat ringan, aneka macam bentuk dan ukuran, mencicipi tekstur halus dan kasar, tinggi-rendah suara, aneka macam bebauan dari aneka macam benda, dan mengecap aneka macam rasa dari benda yang dijumpai sehari-hari. Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini sanggup berupa:
- berbagai bumbu dapur di dalam botol untuk dicium
- berbagai sumber rasa asin, manis, pahit, asam
- kain dan biji-bijian dengan aneka macam tekstur
- menara gelang
- bola palu
- lonceng tangan, dll.
3. Sudut Matematika (Pre Math and Perception Corner)
Di sudut ini matematika diperkenalkan kepada bawah umur melalui konsep-konsep matematika yang terang dan menarik mulai dari hal yang nyata sampai abstrak. Anak-anak berguru memahami konsep dasar kuantitas/jumlah dan hubungannya dengan lambang-lambang serta mempelajari angka-angka yang lebih besar dan operasi matematika ibarat penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian secara alami. Selain itu, di sudut ini anak sanggup berguru matematika melalui pengukuran, ibarat mengukur jarak, mengukur literan, dan mengukur besar kecil.
Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini sanggup berupa:
- berbagai jenis botol
- berbagai jenis batu
- berbagai jenis kancing
- kartu bilangan
- kotak pernak pernik berwarna
- papan geobord
- gambar -gambar himpunan bilangan
- balok –balok
- alat bermain konstruksi
- lotto
- berbagai macam puzzle
- manik manik
- alat untuk meronce
- tempat telur
4. Sudut Bahasa (Language and Vocabulary Corner)
Di sudut ini bawah umur berguru mendengar dan memakai kosakata yang sempurna untuk seluruh kegiatan, mempelajari nama-nama susunan, bentuk geometris, komposisi, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Selain itu, bawah umur mulai diperkenalkan wacana komposisi/susunan kata, kalimat, dan cerita.
Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini sanggup berupa:
- rak barang
- kartu huruf
- folder anak
- macam-macam gambar
- kartu kata
- kertas, alat tulis
- gambar seri
- karpet puzzle huruf
- karpet puzzle benda-benda
5. Sudut Kebudayaan (Culture and Library Corner)
Di sudut ini bawah umur diperkenalkan mempelajari Geografi , Sejarah, iImu wacana tumbuh-tumbuhan dan iImu pengetahuan yang sederhana. Anak-anak berguru secara individual, kelompok, dan diskusi mengenai dunia sekitar mereka pada dikala ini dan masa lalu. Pengenalan akan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan binatang ibarat juga pengalaman sederhana untuk mengetahui lebih jauh wacana ilmu pengetahuan alam. Selain itu, bawah umur pun diperkenalkan wacana kuliner khas kawasan melalui kegiatan memasak.
Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini sanggup berupa:
- berbagai macam buku cerita
- ensiklopedia anak
- meja
- bantal baca
- alat gambar/lukis/mencap
- alat pertukangan
- alat elektronik
- playdoug h/plastisin
- tanah liat
- alat eksperimen tumbuh-tumbuhan, batu-batuan, binatang
- pinset
- berbagai jenis botol/tube
- corong air
Sudut-sudut di atas saling berkaitan dan dibuka secara bersamaan setiap harinya. Anak-anak dibolehkan untuk menentukan sudut mana yang paling diminatinya. Mereka sanggup berpindah ke sudut lainnya dengan tidak mewajibkan untuk menguasai sudut sensorik dan kemampuan di sudut sebelumnya. Sudut latihan kehidupan simpel merupakan fondasi yang fundamental bagi sudut yang lain.
Artinya, anak usia yang lebih muda lebih banyak bermain di dua sudut tersebut. Sepanjang hari di sekolah diperkenalkan pula aktivitas-aktivitas yang memungkinkan bawah umur menikmati dan menyebarkan keahlian dan kepekaan sosial mereka. Di Indonesia ditambahkan dengan sudut ketuhanan untuk mengenalkan nilai-nilai dan kegiatan simpel kegiatan agama.
No comments:
Post a Comment