Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...
Sebagai universitas bercorak keislaman, UII terus berupaya mencetak insan-insan intelektual muslim yang tidak hanya piawai dalam menguasai aspek keilmuan akademis namun juga pengetahuan keagamaan.
Sebagai universitas bercorak keislaman, UII terus berupaya mencetak insan-insan intelektual muslim yang tidak hanya piawai dalam menguasai aspek keilmuan akademis namun juga pengetahuan keagamaan.
Hal ini sejalan dengan impian pendiri UII yang menginginkan supaya kampus kebangsaan ini sanggup menghasilkan manusia ulil albab sekaligus cendekiawan muslim.
Oleh karenanya, UII terus berupaya mendorong para mahasiswanya untuk bisa menjadi manusia yang mempunyai abjad luhur tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan UII yaitu dengan memperlihatkan beasiswa bagi para mahasiswanya yang mempunyai prestasi.
Jika biasanya prestasi identik dengan hal yang bersifat akademis, beasiswa prestasi yang ada di UII juga meliputi beasiswa bagi para mahasiswa yang menjadi penghafal Al-Qur’an. Bagi para mahasiswa yang mempunyai kemampuan itu, UII memperlihatkan beasiswa berupa bebas biaya pendidikan hingga mereka menuntaskan studinya di UII termasuk living cost sebagai insentif tambahan.
Seperti disampaikan oleh Direktur Kemahasiswaan UII, Beni Suranto, ST., M.Soft.Eng kepada awak Humas UII di ruang kerjanya, Selasa (3/2). Menurutnya, hal ini sebagai bentuk apresiasi UII kepada para mahasiswanya supaya semakin terdorong untuk mencetak prestasi lebih. “Prestasi itu kan bermacam-macam, ada yang akademik, olahraga, maupun kesenian.
Kita memang mempunyai banyak denah beasiswa untuk kategori mahasiswa berprestasi. Namun saya rasa denah beasiswa hafidz/hafidzah inilah yang unik di UII”, tuturnya. Program beasiswa yang telah dimulai semenjak tahun 2013 silam tersebut terdiri dari dua kategori, yakni hafalan 30 juz dan hafalan 15 juz.
Ia menceritakan pada tahap awal, Direktorat Kemahasiswaan memperlihatkan sosialisasi intensif kepada para mahasiswa UII ihwal beasiswa tahfidz. Selanjutnya diadakan seleksi administratif dan seleksi uji kompetensi oleh tim bagi para mahasiswa yang mendaftar. “Seleksi yang kami lakukan meliputi kekuatan hafalan, cara membaca (fashohat), dan tajwid”, tambahnya. Para peserta yang dinyatakan lolos seleksi tahap simpulan lalu diajukan ke Rektor UII untuk menerima persetujuan dan pengesahan.
Lantas bagaimana model training bagi para mahasiswa penghafal Qur’an tersebut?. Beni menjelaskan secara periodik akan dilakukan penilaian hafalan. “Kita juga mewajibkan mereka untuk mengikuti ajang MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) baik di tingkat UII maupun nasional.
Di samping itu, mereka juga wajib menjaga indeks prestasinya supaya tetap baik. Hal ini kita lakukan supaya mereka sanggup semakin berkembang”, tandasnya. Ditambahkan olehnya, dengan adanya aktivitas menyimak bacaan Al-Qur’an yang diadakan DPPAI UII, juga melibatkan para mahasiswa penghafal Qur’an di UII.
Ia berharap ke depan aktivitas ini akan semakin banyak menjaring bibit-bibit berprestasi manusia akademis penghafal Al-Qur’an. “Seleksi penerimaan mahasiswa gres UII mulai tahun ini juga mempunyai denah tersendiri bagi para peserta yang hafal Al-Qur’an. Mereka masuk dalam kategori Penelusuran Siswa Berprestasi yang sanggup langung diterima di aktivitas studi yang mereka kehendaki”, pungkasnya.
Sumber : Apresiasi Prestasi, UII Bebaskan Biaya Pendidikan Mahasiswa Penghafal Al-Qur’an - http://www.uii.ac.id
No comments:
Post a Comment