Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...
Program Sabak elektronik menjadi upaya pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Alat yang dipakai sebagai sarana untuk memasukan buku teks pelajaran ke perangkat elektronik ini menuai banyak sekali respons dari masyarakat.
Pro dan kontra menjadi bab dari respons tersebut. Melalui telewicara yang dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan di Radio Elshinta, Jumat (09/01/2015), masyarakat mengungkapkan pendapatnya.
Program Sabak elektronik menjadi upaya pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Alat yang dipakai sebagai sarana untuk memasukan buku teks pelajaran ke perangkat elektronik ini menuai banyak sekali respons dari masyarakat.
Pro dan kontra menjadi bab dari respons tersebut. Melalui telewicara yang dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan di Radio Elshinta, Jumat (09/01/2015), masyarakat mengungkapkan pendapatnya.
Seorang warga Jakarta, Barselio, memberikan melalui pesan singkat yang disampaikan kepada Radio Elshinta.
Ia mengatakan, ilham agenda sabak elektronik ini bagus. Yang menjadi tantangan, kata dia, yaitu terkait listrik. Masyarakat yang berada di tempat banyak yang belum mempunyai saluran listrik.
Ia mengatakan, ilham agenda sabak elektronik ini bagus. Yang menjadi tantangan, kata dia, yaitu terkait listrik. Masyarakat yang berada di tempat banyak yang belum mempunyai saluran listrik.
“Kebanyakan tempat terpencil dan pesisir pantai tidak punya listrik dan jaringan internet, ini mohon sanggup menjadi perhatian khusus,” ujar Barselio.
Masih melalui pesan singkat, warga yang berjulukan Suryanto menunjukkan saran semoga pemerintah memastikan kembali keberadaan peraturan Menteri Keuangan mengenai pajak pertambahan nilai atau sewa kegiatan.
Masih melalui pesan singkat, warga yang berjulukan Suryanto menunjukkan saran semoga pemerintah memastikan kembali keberadaan peraturan Menteri Keuangan mengenai pajak pertambahan nilai atau sewa kegiatan.
Beralih ke wilayah barat pulau Jawa, Feri dari Tangerang memberikan pendapatnya melalui telepon. Ia mengatakan, agenda Sabak Elektronik yaitu agenda yang konkret dan sangat maju. Di negara-negara maju, kata dia, sudah lebih dahulu diterapkan.
Feri berpendapat, agenda ini sudah harus dimulai dengan menerapkannya terlebih dahulu di ibu kota. Karena kota besar sudah mempunyai infrastruktur yang memadai. “Penggunaan ini sanggup jauh lebih efisien dan lebih murah. Tetapi perlu diperhatikan mengenai anti spyware, untuk mengantisipasi andanya hacker saat ujian,” ucap Feri.
G. Sebastian dari Jakarta juga memberikan pendapatnya melalui telepon. Ia mengatakan, agenda Sabak Elektronik yang ingin dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) cukup bagus, dan terlebih dahulu akan dilakukan di tempat terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). “Kalau nanti di tempat 3T sudah berhasil, berarti di tempat yang lebih maju ibarat Jakarta akan lebih berhasil juga. Kita harus optimis terhadap ide-ide yang bagus,” kata Sebastian.
Bambang, warga Cibubur, Jakarta Timur turut memberikan pendapatnya melalui telepon. Ia mengatakan, bila masyarakat ingin anak-anaknya maju dan berakal maka harus melek teknologi. Tugas menteri, tuturnya, yaitu menciptakan kebijakan. “Kita hargai terlebih dahulu kebijakan tersebut,” tutur Bambang.
Selain melalui pesan singkat dan telepon, dalam telewicara tersebut masyarakat juga memberikan responnya terhadap kebijakan ini melalui sosial media, twitter. Salah satunya yaitu Asrori. Ia menyampaikan bahwa ia tidak oke dengan tentang penerapan agenda Sabak Elektronik. Hal tersebut disampaikannya, alasannya di tempat tempat tinggalnya belum terakses listrik.
Akun twitter lain, @utim_manis, mengatakan, tidak semua anak Indonesia paham terhadap penggunaan tablet, khususnya di tempat pedalaman. Akun twitter @cats132011 mengatakan, bahwa tidak semua wali murid sanggup membeli tablet. Senada dengan akun twitter di atas, akun @Kalijaga113 berpendapat bahwa perlu diluruskan kembali mengenai listrik dan jenis tablet yang digunakan. Ia berharap semoga tidak memakai tablet yang sulit digunakan.
Terkait kendala yang dikemukakan masyarakat, Mendikbud Anies Baswedan sudah menyadari hal ini bukan tanpa tantangan. Ia menuturkan, dalam memakai buku elektronik tersebut tidak hanya siswa yang harus belajar. Guru pun harus dilatih. Bahkan di tempat terdepan, terluar dan tertinggal (3T), kemudahan listrik yaitu salah satu tantangan utama.
Untuk mendukung langkah ini, Mendikbud mengatakan, pemerintah sedang bekerja keras membangun fasilitas, baik infrastruktur ICT, maupun infrastruktur transportasi di daerah-daerah yang tidak terjangkau. “Meskipun kini listriknya belum memadai, kita masih banyak cara untuk generating electricity itu. Kita percaya ke depan niscaya akan punya kemudahan elektronik yang baik,” katanya. (Seno Hartono)
Sumber artikel : Respons Masyarakat Terhadap Program Sabak Elektronik – Kemdikbud
No comments:
Post a Comment