Saturday 2 January 2021

Lebih Cendekia Yang Menjadi Pemain Drama Penting Pendidikan Yaitu Guru, Kepsek, Dan Orang Tua

Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...

Kunci keberhasilan pendidikan ada pada tiga pemeran pendidikan, yaitu guru, kepala sekolah, dan orang tua. Para pemeran pendidikan ini, kalau menjalankan fungsinya dengan baik, maka hasilnya pun akan baik. Jika gurunya baik, kualitas pendidikan akan baik. 

Jika kepala sekolahnya mempunyai kepemimpinan yang baik, maka sekolah itu menghasilkan ekosistem pendidikan yang baik pula. Sementara orang renta menjadi rekan terdekat bagi sekolah dalam proses mendidik anak.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan memberikan hal tersebut dalam Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) II PGRI 2015 di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (24/1/2015). “Tiga pemeran ini yang insya Allah menjadi fokus perhatian dalam pemerintahan. Mereka yaitu pemeran yang berada di ujung dan senyata-nyatanya,” tuturnya.

Di hadapan penerima konkernas yang merupakan para guru ini, Mendikbud menuturkan bahwa kunci membereskan masa depan yaitu melalui pendidikan. Dan kunci pendidikan ada pada guru. Maka, ia mengajak supaya menjadi guru yang tidak sekadar mengajar, tetapi memberi pandangan gres dan menyenangkan bagi muridnya.

“Jika 20-30 tahun lagi anak didik Bapak dan Ibu ditanya, siapa guru yang paling diingat, akankah mereka menyebut nama Bapak/Ibu? Kalau nama Bapak dan Ibu yang disebut, insya Allah Bapak/Ibu termasuk guru yang menginspirasi, alasannya yaitu kesan itu membekas sepanjang perjalanan hidupnya,” kata Mendikbud.

Menjadi guru yang tidak terlupakan, terbentuk dari proses mendidik yang menginspirasi dan menyenangkan. Bila hal ini dilakukan oleh guru-guru di seluruh Indonesia, maka masa depan negara ini akan menjadi luar biasa hebat. Mendikbud mencontohkan, Bapak Fisika India, Abdussalam, ditanya dalam sebuah wawancara. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan dirinya menyerupai ketika ini?

Abdussalam kecil berasal dari keluarga tidak mampu, bahkan saudara-saudara perempuannya sengaja tidak sekolah supaya ia sanggup mengenyam pendidikan. Dalam wawancara itu, Abdussalam menjawab, dirinya sanggup menyerupai ini alasannya yaitu guru kelas 5-nya. Saat itu sang guru mengajarkan wacana beling pembesar yang bisa aben kertas ketika diarahkan pada satu titik dengan sinar matahari.

“Guru itu menepuk pundak Abdussalam dan berkata ‘jika dirimu fokus pada satu hal, maka kau bisa menaklukkannya.’ Pesan itu nempel terus di benak Abdussalam. Ia kemudian fokus di fisika dan benar risikonya menjadi Bapak Fisika. Poinnya yaitu di kelas 5 SD, gurunya menitipkan bibit pandangan gres dan itu tumbuh. Ini yang kini perlu kita dorong. Karakter-karakter itu yang kini harus dimunculkan,” tutur Mendikbud. (Ratih Anbarini)


No comments:

Post a Comment